icon-search

5 Produk Ekraf Indonesia yang Berhasil Go International, Kamu Sudah Punya?

5 Produk Ekraf Indonesia yang Berhasil Go International, Kamu Sudah Punya?

Penulis Alek Kurniawan | Editor Agung Dwi E KOMPAS.com – 

Selain memiliki ragam keindahan destinasi wisata yang tersebar #DiIndonesiaAja, Tanah Air juga kaya akan produk ekonomi kreatif (ekraf). Bahkan, sektor ekraf Indonesia menjadi salah satu penyokong pertumbuhan ekonomi nasional.

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno mengatakan, sektor ekraf menyumbang Rp 1.100 triliun terhadap produk domestik bruto (PDB) Indonesia sepanjang 2020

Dari 17 subsektor ekraf, produk kuliner, fesyen, dan kriya menjadi penyumbang terbesar pada PDB Indonesia. 

 “Ekraf Indonesia masuk peringkat tiga besar dunia dari segi persentasenya terhadap PDB. Kita sekarang ada di posisi ke-3, setelah Amerika Serikat dengan Hollywood dan Korea Selatan (Korsel) dengan K-Pop,” kata Sandiaga dalam laman resmi Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf), Rabu (20/8/2021). 

Lebih membanggakannya lagi, terdapat beberapa produk ekraf Indonesia yang telah mendunia dan turut mengharumkan negeri. Sebut saja produk batik, angklung, kain tenun Sasak, kain ulos Batak, dan wayang kulit.

Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai kelima produk ekraf tersebut, kamu bisa mendapatkan informasinya di akun Instagram @pesonaid_travel atau simak pembahasan berikut dan cek apakah kamu sudah memilikinya.

6132ca883a70e.jpg

1. Angklung dari Jawa Barat 

Selain pakaian adat dan seni kriya lokal, Indonesia juga kaya akan alat musik tradisional. Angklung dari Jawa Barat menjadi salah satunya. Keindahan suara angklung tak hanya terdengar dari Nusantara saja, tetapi juga sampai ke seluruh penjuru dunia. 

Hal itu pula yang menjadi alasan angklung dikukuhkan sebagai warisan budaya dunia oleh UNESCO pada 2010. 

Secara makna, angklung berasal dari bahasa Sunda, yakni angkleung-angkleung. Kata itu menggambarkan gerak tubuh para pemain angklung yang berayun seiring dengan iramanya. 

Ada juga yang mengatakan bahwa angklung berasal dari bunyi “klung” yang keluar dari alat tersebut. 

6132ca8918270.jpg

2. Batik Indonesia

Batik Indonesia secara resmi diakui oleh United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO) sebagai Intangible Cultural Heritage (ICH) atau warisan budaya tak benda pada sidang UNESCO di Abu Dhabi pada 2 Oktober 2009. 

Terdapat tiga faktor penting yang membuat batik Indonesia diakui sebagai warisan budaya dunia. Pertama, ilmu membatik yang telah diturunkan dari generasi ke generasi. Selain itu, proses mencanting, mendesain, pilihan ragam motif, dan cara pewarnaan dinilai sebagai sebuah mahakarya. 

Kedua, batik Indonesia digunakan sebagai bagian dari kehidupan masyarakat, khususnya di Pulau Jawa. Banyak masyarakat mengenakan batik saat bekerja, bepergian, berkunjung ke rumah kerabat, dan sebagainya. 

Ketiga, batik Indonesia dikelilingi oleh beragam simbol yang melekat dengan kebudayaan lokal. Selain itu, hampir setiap daerah di Indonesia juga memiliki motif batik yang beragam. Sebut saja batik Yogyakarta, batik Solo, batik Semarang, batik Betawi, dan batik Pekalongan. 

Bila kamu ingin mengoleksi semua jenis batik tersebut, silakan membelinya secara online di Batik Harni, Batik Shio, Batik Sekar Tunjung, dan Loli Wear. 


6132ca80f0274.jpg

Lihat Foto Kain tenun khas suku Sasak di Lombok(DOK. WONDERFULIMAGE.ID) 

3. Kain tenun khas Sasak 

Beragamnya jenis kain atau wastra nusantara menjadi bukti kekayaan dan kemajemukan budaya Indonesia. Selain batik, terdapat kain tenun yang juga mendunia khas suku Sasak di Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB). 

Mengutip buku Mengenal Produk Nasional Batik dan Tenun (2010) karya Teguh Prayitno, kerajinan tenun merupakan warisan budaya secara turun-temurun. Sampai saat ini, kerajinan tenun masih dilestarikan dan dikembangkan oleh masyarakat Indonesia, termasuk oleh suku Sasak di Lombok. 

Desa Sade di Rembitan, Lombok, merupakan salah satu daerah tempat tinggal suku Sasak. Desa ini juga terkenal sebagai penghasil kerajinan tangan dan kain tenun terbaik. 

Desa Sade memproduksi dua jenis kain tenun, yakni kain tenun ikat yang dikerjakan oleh kaum laki-laki dan tenun songket yang dikerjakan oleh kaum wanita.

Bila berkunjung ke sana, kamu bisa memiliki kesempatan untuk belajar cara menenun kain khas suku Sasak sekaligus membelinya. 

Namun, karena pandemi Covid-19 belum mereda, kamu bisa membeli kain tenun Sasak secara online #DiRumahAja. Beberapa UMKM yang menjual di antaranya adalah Tenun Nan Elok dan Tenun eBoon di #BeliKreatifLokal. 

6132ca89412c6.jpg

Lihat Foto Membuat kain ulos khas suku Batak.(DOK. SHUTTERSTOCK/ZULFIKRI SASMA)

4. Kain ulos suku Batak

Bila berkunjung ke daerah Sumatera Utara, termasuk kawasan pariwisata Danau Toba, kamu akan melihat banyak masyarakat lokal yang mengenakan kain ulos. Ulos sendiri merupakan jenis kain tenun khas suku Batak.

Sama seperti batik, kain ulos Batak juga memiliki filosofi tersendiri dan erat dengan kebudayaan lokal. 

Karena keistimewaan tersebut, ulos secara resmi ditetapkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) sebagai salah satu warisan budaya tak benda Indonesia pada 17 Oktober 2014. Kemendikbud juga menetapkan 17 Oktober sebagai Hari Ulos Nasional. 

Oleh sebab itu, tak jarang wisatawan, baik nusantara maupun mancanegara #BeliKreatifLokal kain ulos saat berkunjung ke Danau Toba.

Saat ini, kain ulos juga bisa didapatkan secara online. Pasalnya, banyak pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) menjualnya melalui platform digital. Bila tertarik, kamu bisa membeli kain ulos secara online di Songket Deli, Erny Johan Manik Ulos Songket, atau Soit Ulos. 

Lihat Foto Pementasan wayang kulit(DOK. SHUTTERSTOCK/NDARI KUSMINTASIH) 

5. Wayang kulit dari Jawa Tengah

Wayang kulit menjadi salah satu produk kriya asal Indonesia yang telah mendunia. Bahkan, pertunjukan wayang kulit telah diakui oleh UNESCO sebagai karya kebudayaan yang mengagumkan dalam bidang cerita narasi serta warisan budaya yang indah dan berharga atau Masterpiece of Oral and Intangible Heritage of Humanity pada 7 November 2003.

Berkat pengakuan tersebut, tak sedikit wisatawan mancanegara datang ke Indonesia secara langsung untuk belajar tentang dunia pewayangan. Wayang kulit juga sering dipentaskan di seluruh penjuru dunia. 

Bila tertarik, kamu bisa menyaksikan pementasan wayang kulit secara online. Pasalnya, sejumlah dalang terkenal, seperti Ki Puguh Prasetya asal Gresik dan Ki Anang Sarwanto asal Karanganyar, sering mementaskan wayang kulit secara virtual. 

Sebagai pengingat, jangan lupa untuk melakukan vaksinasi agar kekebalan kelompok atau herd immunity bisa terbentuk dan mengakhiri pandemi.

Setelah divaksin, kamu juga wajib menerapkan protokol kesehatan (prokes) 6M yang terdiri dari mencuci tangan, memakai masker rangkap dua, menjaga jarak minimum satu meter, membatasi mobilitas, menjauhi kerumunan, serta menghindari makan bersama.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "5 Produk Ekraf Indonesia yang Berhasil Go International, Kamu Sudah Punya?", Klik untuk baca:

 https://www.kompas.com/tren/read/2021/09/04/090300465/5-produk-ekraf-indonesia-yang-berhasil-go-international-kamu-sudah-punya-.
Penulis : Alek Kurniawan
Editor : Agung Dwi E

Download aplikasi Kompas.com untuk akses berita lebih mudah dan cepat:
Android: https://bit.ly/3g85pkA
iOS: https://apple.co/3hXWJ0L 



Older post Newer post

Your cart is currently empty.
Continue shopping